Headline
EgyptAir Menangguhkan Penerbangan ke Baghdad

EgyptAir mengatakan telah menangguhkan penerbangan ke Baghdad dan kota Erbil di Irak utara, dengan alasan perkembangan regional setelah serangan udara Israel terhadap target militer di Iran.
Sebelumnya, Menteri Transportasi Irak Razzaq Muhaibis al-Saadawi mengonfirmasi dimulainya kembali penerbangan di semua bandara Irak setelah negara itu menangguhkannya untuk sementara waktu.
Sementara itu, tentara Israel terus menyerang Rumah Sakit Kamal Adwan dan sekitarnya
Rekaman yang dibagikan secara daring, dan diverifikasi oleh Al Jazeera, menunjukkan asap mengepul dari sekitar Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara setelah meningkatnya agresi Israel di daerah tersebut.
Al Jazeera juga menyampaikan, berdasarkan laporan dari lapangan bahwa tentara Israel membakar rumah-rumah dan bangunan di sekitar rumah sakit. Dinding di perimeter luar rumah sakit telah hancur dan bangunan rumah sakit rusak.
Iran mengatakan dua tentara telah tewas dalam serangan udara Israel yang menargetkan pangkalan militer, setelah Israel mengatakan telah “menyelesaikan” serangannya dan memperingatkan terhadap segala pembalasan.
Kementerian Luar Negeri Iran menyebut serangan itu sebagai “tindakan agresif rezim Zionis terhadap beberapa pusat militer di Iran”, dan mengatakan bahwa Iran “berhak dan berkewajiban untuk membela diri”.
Serangan Langsung Israel terhadap Iran Menandai ‘Fase Baru’
Dikutip dari Al Jazeera, serangan Israel terhadap Iran merupakan bagian dari fase baru ketegangan karena ini adalah pertama kalinya Israel mengakui serangan langsung terhadap Iran, dengan Teheran meremehkan dampaknya dan Israel membesar-besarkan pencapaiannya, kata analis Abas Aslani.
“Ini menunjukkan bahwa … Israel mungkin didorong oleh AS untuk menghindari perang skala penuh di kawasan tersebut,” Aslani, seorang peneliti senior di Pusat Studi Strategis Timur Tengah, mengatakan kepada Al Jazeera dari Teheran.
“Penilaian awal dan reaksi awal di Teheran menunjukkan bahwa mungkin reaksi serius atau signifikan, reaksi langsung terhadap Israel, tidak mungkin terjadi.”
Namun, Aslani mengatakan semacam respons dari Iran harus diharapkan.
Serangan pada Rumah Sakit
Sementara itu, semua yang terjadi di luar Gaza berfungsi sebagai pengalih perhatian dari situasi di lapangan, khususnya di bagian utara Jalur Gaza dan kamp pengungsi Jabalia.
Bagian yang paling memilukan dari semua ini adalah bahwa rumah sakit tidak lagi menjadi tempat suci untuk penyembuhan. Rumah sakit telah diubah menjadi lokasi militer oleh tentara Israel.
Di antara 600 orang yang terjebak di dalam rumah sakit, 200 orang – termasuk pasien yang terluka dan mereka yang berada di ICU – saat ini tidak memiliki akses ke perawatan medis.
Selain itu, dikutip dari laporan Al Jazeera, kami telah melihat video penangkapan massal orang-orang, di mana militer Israel memisahkan pria dari wanita, staf medis wanita dari staf medis pria. Staf medis pria diperintahkan untuk menanggalkan pakaian hingga hanya mengenakan pakaian dalam, ditutup matanya, diborgol, dan dibawa ke tempat yang tidak diketahui untuk diinterogasi.
Semua orang lainnya dikurung di dalam kamar tanpa akses ke persediaan makanan atau air untuk hari kedua.***
Headline
“Ada Apa dengan Prabowo?” Kepala PCO Hasan Nasbi Bicara Blakblakan!

“Ada Apa dengan Prabowo?”, menjadi tema diskusi mingguan “Double Check”. Kegiatan yang diselenggarakan Ormas Gempita itu, berlangsung Sabtu (10/5/2025) di Agreya Coffee, Menteng, Jakarta Pusat.
Tiga narasumber yang berbicara adalah Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, Deputi Sistem Tata Kelola Badan Gizi Nasional, Tigor Pangaribuan, dan Ketua Umum DPP Gempita, Alfonso FP. Diskusi dipandu moderator Roso Daras, jurnalis senior.
“Judul diskusinya menarik nih. Ada apa dengan Prabowo? Yang pasti pak Prabowo sosok pemimpin yang konsisten,” ujar Hasan Nasbi, memulai paparannya.
Syahdan, tahun 2019 Hasan Nasbi mengaku masih berpikiran banyak hal yang disampaikan Prabowo jauh dari fakta. Contoh, ketika itu Prabowo sudah memperingatkan ancaman perang dunia yang bakal berimplikasi ke negara lain.
Hari ini kita membuktikan, Rusia berperang dengan Ukraine. Israel dan Palestina seperti pernah tak berkesudahan. Dan yang terbaru, perang terbuka India – Pakistan.
“Jadi saya berkesimpulan Pak Prabowo adalah pemimpin yang mampu melihat jauh ke depan. Bahkan ketika suasana di depan berkabut. Kita butuh pemimpin yang mampu menembus masa depan meski dalam cuaca berkabut,” ujar Nasbi beranalogi.
Ia pun meyakini, semua program unggulan Presiden Prabowo dalam rangka memakmurkan rakyat Indonesia di masa yang akan datang.
Program makan bergizi, ketahanan pangan, ketahanan energi, cek kesehatan gratis, sekolah rakyat, adalah sejumlah program yang dipastikan akan mengubah wajah Indonesia ke depan. Wajah masa depan yang lebih baik.
Kokoh Pendirian
Sementara itu, Deputi BGN, Tigor Pangaribuan menyebut Prabowo adalah sosok yang kokoh pada pendirian. “Meski digoyang seperti apa pun, beliau tetap meminta kami di BGN untuk tegar dan kuat agar program makan bergizi sukses,” ujar Tigor.
Presiden bahkan meminta BGN meningkatkan jumlah target penerima manfaat . “Nothing is impossible. Kami terus bekerja keras agar target tercapai, agar semakin banyak anak anak, ibu hamil dan menyusui merasakan manfaatnya,” tambah Tigor.
Komitmen Gempita
Sedangkan, Ketum Gempita Alfonso menyampaikan, gelar diskusi “Double Check” adalah wujud komitmen Gempita terhadap kepemimpinan Prabowo – Gibran
“Bermula sebagai ormas relawan pendukung Prabowo Gibran. Setelah Pilpres, kami tidak berhenti. Banyak program kami gulirkan,” tambah Alfonso.
Ia mencontohkan, Agustus 2024, Gempita membuka uji coba program makan bergizi di Rejanglebong, Bengkulu. Selain itu, mengisi akun medsos Gempita dengan program podcast membesah buku Paradoks Indonesia karya Prabowo. Dan mulai hari ini ke depan, menggelar diskusi Double Check,” tambahnya.
Alfonso berterima kasih karena program ini mendapat tanggapan positif dari Kantor Komunikasi Kepresidenan.***
Headline
Ketum PPAD: Pak Prabowo, Bapak tidak Jalan Sendirian

Halal bihalal Presiden RI dengan Purnawirawan TNI-Polri, Selasa (6/5/2025) berlangsung sukses. Aula Balai Kartini, Jl Gatot Subroto Jaksel, dipenuhi tak kurang dari 1.200 purnawirawan dan undangan.
Hadir Wakil Presiden ke-6 Jenderal TNI Purn Try Sutrisno, para menko, menteri, utusan khusus Presiden, Kepala Staf Presiden, unsur MPR-DPR RI, dan undangan VIP lain. Acara yang digelar pukul 16.30 WIB itu, berakhir menjelang maghrib.
Menteri Agama Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA mengawalinya dengan memberi ceramah hakikat halal bihalal dilanjutkan doa bersama. Menurutnya, halal bihalal adalah tradisi khas Indonesia. Tidak ada di tanah Arab. Dan saat ini, tradisi ini bahkan sudah diadopsi oleh banyak negara lain.
Dukungan Purnawirawan
Selanjutnya, Plt Ketua Umum PPAD, Mayjen TNI Purn Dr Komaruddin Simanjuntak menyampaikan sekapur sirih, ucapan selamat datang. “Di tengah kesibukan dan tanggung jawab besar sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, kehadiran Bapak Presiden adalah suatu kehormatan dan kebanggaan luar biasa bagi kami seluruh keluarga besar TNI dan Polri, khususnya para purnawirawan,” ujar jenderal berkumis tebal itu.
Lebih lanjut, Komar mengatakan, “Kami menyaksikan dan merasakan semangat Indonesia Maju di bawah kepemimpinan Bapak Presiden. Kami bangga melihat bangsa ini melangkah dengan penuh percaya diri menuju Indonesia yang maju, kuat, dan disegani dunia. Peran Indonesia dalam forum internasional kini semakin diperhitungkan, dan itu semua tak lepas dari kepemimpinan yang tegas, visioner, dan mengakar pada nilai-nilai kebangsaan yang luhur,” papar Komar.
Setelah jeda sejenak, dengan suara bergetar Komar berkata, “Pak Prabowo…. Bapak tidak berjalan sendirian…,” dan disambut tepuk tangan meriah hadirin.
Setelah itu ia melanjutkan, “Acara hari ini juga dihadiri para purnawirawan dari seluruh Indonesia yang mengikuti zoom dari kantor Korem, Kodim yang ada di seluruh tanah air.” Berkata begitu, Komar menampilkan dan menunjuk big screen yang menampilkan para peserta halal bihalal Presiden dengan Purnawirawan TNI-Polri secara daring.
Komar juga menyampaikan doa tulus dan harapan terbaik, agar Presiden dan seluruh jajaran Kabinet Merah Putih selalu diberi kekuatan lahir dan batin, kesehatan yang prima, serta kelapangan dalam memimpin bangsa ini. “Semoga visi besar yang tertuang dalam Asta Cita dapat terwujud nyata, membawa kesejahteraan bagi rakyat dan kejayaan negeri tercinta,” tambahnya.
Lebih lanjut Komaruddin menyampaikan amanah dari para sesepuh dan senior kami, bahwa para purnawirawan TNI dan Polri beserta seluruh keluarga besar, menyatakan dukungan penuh dan setia terhadap seluruh program, kebijakan, dan langkah-langkah strategis yang Presiden jalankan demi masa depan Indonesia. (*)
Headline
Prabowo akan Membangun 100 Sekolah Berasrama untuk Keluarga tak Mampu

Indonesia negara yang sangat kaya akan Sumber Daya Alam. Salah satunya, kita memiliki kandungan nikel terbesar di dunia. Belum lagi potensi bauksit, serta kelapa sawit. Masih banyak potensi alam lain yang jika dikelola dengan benar, akan mengantar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang sejahtera.
“Dalam kesempatan lawatan ke berbagai negara, banyak kepala negara lain meminta-minta pasokan kelapa sawit dari kita. Untuk kita ketahui bersama, bahwa kelapa sawit bisa melahirkan 67 produk turunan. Termasuk bahan bakar minyak,” katanya.
Ironisnya, saat ini Indonesia masih mengimpor minyak tak kurang dari 40 miliar dollar AS per tahun. “Dengan potensi kekayaan alam yang ada, saya bertekad Indonesia harus swasemabda BBM lima tahun ke depan,” ujar Prabowo disambut tepuk tangan meriah hadirin.
Tak kurang dari 1.200 purnawirawan TNI-Polri berkumpul di Balai Kartini, Selasa (6/5/2025) untuk berhalal bihalal. Sebagai tuan rumah, Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD). Dalam kesempatan itu, hadir sejumlah menko, menteri, unsur MPR, DPR, panglima TNI, para kepala staf, Kapolri, dan undangan VIP lain.
Dengan penuh semangat, Prabowo memaparkan program-programnya. Pada kalimat berikutnya, ia berkata, “Apa kita bisa? Bisa, dengan Semangat 45. Spiritnya harus seperti para pejuang dulu, ‘merdeka atau mati’,” pekik Prabowo.
Kita, tambahnya, harus berdiri di atas kaki sendiri. Kita tidak akan mau menjadi kacung buat negara lain. “Saya jadi begini berkat gemblengan para senior. Termasuk yang hadir di sini, ada Jenderal Try Sutrisno, Jenderal Wiranto, Jenderal Luhut Binsar Panjaitan dan para senior lain,” kata Prabowo.
Sekolah Berasrama
Tak hanya itu, Prabowo juga akan membangun 100 sekolah berasrama yang diperuntukkan bagi keluarga tak mampu. Jika orang tuanya pemulung, jangan sampai anak-anaknya menjadi pemulung. Jika orang tuanya menarik becak, kalau bisa anaknya harus lebih baik.
“Sekolah berasrama adalah salah satu cara untuk memutus mata rantai kemiskinan di negara kita,” tukas Prabowo.
Untuk itu, Prabowo memegang tiga kata: Berani, Benar Berhasil. “Yang pertama harus berani dulu. Baru lakukan hal-hal benar. Setelah itu baru berhasil. Insya allah bulan Juli tahun ini sudah berdiri 53 sekolah berasrama. Tahun depan ditambah, dan seterusnya sampai benar-benar semua anak tak mampu mendapat pendidikan gratis, termasuk tinggal dan makan di asrama yang ditanggung negara,” tambahnya.

Untuk akurasi data dan ketepatan sasaran, Presiden melibatkan banyak lembaga terkait, antara lain Kementerian Sosial, Badan Pusat Statistik, untuk mengecek langsung ke lapangan. “Berikutnya, izin saya menampilkan beberapa slide,” tambanya.
Slide pertama berisi dua calon penerima manfaat. Yang pertama bernama Naila, anak pasangan Syamsul dan Nurila, warga Panakkukang, Makassar. Keluarga ini berpenghasilan kurang dari Rp 1 juta rupiah dengan tanggungan 5 (lima) orang. Dalam slide di sebelahnya, ditampilkan foto rumah mereka yang sangat tidak layak huni.
“Lihatlah… dalam kondisi seperti ini pun, Naila masih tersenyum. Dan saya akan membuat ‘Naila-Naila’ lain di seluruh Tanah Air juga tersenyum,” tekad Presiden.
Nama berikutnya, Muhammad Uafar Syadatul dari Nanggalo, Kota Padang. Setelah itu ada calon peserta didik bernama Farel Cahya Saputra dari Banyuwangi, dan Safik Saputra dari Banyumas. Itulah sekilas data-data calon penerima manfaat program Sekolah Berasrama bagi anak-anak tak mampu. (*)