Teknologi
Percaya Nggak? Pengaspalan Jalan Rusak Bisa Dilakukan Tanpa Menghentian Lalu Lintas

Kalau tidak melihat langsung atau setidaknya melihat videonya, tentu semua orang tak percaya bahwa perbaiki jalan raya yang rusak tidak akan mengganggu bahkan tidak menghentikan lalu lintas di jalan itu.
Kok bisa?!
Tentu bisa dong! Itu yang dilakukan oleh Badan Pemeliharaan Jalan di Negeri Swiss. Mereka mengembangkan teknologi yang bisa membuat pengaspalan jalan tidak mengganggu lalu lintas.
Dikutip dari Oddity Central, Badan pemeliharaan jalan Swiss telah mengembangkan jembatan bergerak yang cerdik yang memungkinkan pengaspalan jalan umum tanpa perlu menghentikan lalu lintas di jalur yang terdampak.
Kemacetan lalu lintas merupakan masalah yang tidak dapat dihindari dalam pemeliharaan jalan, dan meskipun para ahli telah berupaya keras untuk menemukan solusi atas masalah logistik ini, pengendara masih harus menghadapinya setiap kali pekerjaan jalan diperlukan.
Namun, Kantor Jalan Federal Swiss mungkin telah menemukan solusi yang cukup cerdik untuk merevolusi pengaspalan jalan. Awal tahun ini, mereka meluncurkan Jembatan Astra, jembatan bergerak sepanjang 257 meter yang memungkinkan lalu lintas melewati beberapa bagian jalan sementara infrastruktur sedang diperbaiki di bawahnya.
Konsepnya sangat sederhana sehingga hampir membuat Anda bertanya-tanya mengapa para insinyur butuh waktu lama untuk menciptakannya, tetapi ada alasan mengapa Jembatan Astra adalah yang pertama dari jenisnya – tidak sesederhana kedengarannya.
Manajer proyek Jembatan Astra, Jürg Merian, alias ‘Mr. Astra Bridge’, terinspirasi oleh jalan layang yang dilihatnya di Austria, lebih dari satu dekade lalu.
Alat modular itu dibuat oleh perusahaan Waagner Biro untuk kantor jalan raya nasional negara itu, Asfinag, dan terdiri dari beberapa bagian yang dapat ditempatkan di atas ruas jalan, sehingga mobil dapat lewat sementara pekerja melakukan perbaikan di bawahnya. Swiss akhirnya memesan satu jalan layang seperti itu, tetapi Merian tidak sepenuhnya puas dengannya.
Lahirnya Jembatan Astra
Meskipun jalan layang itu tentu dapat digunakan, jalan itu memiliki kekurangan yang serius. Pertama-tama, jalan itu tidak dapat dipindahkan, jadi memindahkan modul dari satu tempat ke tempat lain sama sekali tidak mudah, dan kondisi kerja orang-orang yang bekerja keras di bawahnya sangat buruk.
Ruang di bawah jalan itu hanya 1,6 meter, jadi pekerja yang lebih tinggi dari itu harus selalu mengawasi kepala mereka, dan kebisingan jalan yang terukur di ruang itu terkadang melampaui 100 desibel.
Beberapa tahun yang lalu, Jürg Merian berupaya menyempurnakan konsep jalan layang, dan lahirlah Jembatan Astra 1.0. Strukturnya diletakkan di atas roda, dan bagian atasnya diisolasi dengan lebih baik sehingga kebisingan jalan tidak menjadi masalah besar.
Jembatan itu juga jauh lebih lebar (5 meter) dan lebih tinggi (3 meter).
Sayangnya, jembatan itu memiliki kekurangan lain yang akhirnya membuatnya gagal. Selama uji cobanya pada tahun 2022, Jembatan Astra harus dibongkar karena tekanan publik, meskipun baru seperempat dari pekerjaan pemeliharaan yang dijadwalkan telah selesai.
Jalan landai yang curam menuju jembatan membuat truk dan kendaraan lain yang lebih rendah melambat hampir berhenti, menciptakan kemacetan lalu lintas sepanjang kilometer.
Versi baru ini memiliki gradien tanjakan yang berkurang drastis sebesar 1,25 persen, dibandingkan dengan versi sebelumnya (6,1 persen), sehingga mudah dikendarai pada kecepatan yang disarankan yaitu 60 km/jam. Jembatan ini telah digunakan di Recherswil, Solothurn, selama berminggu-minggu sekarang tanpa kemacetan lalu lintas.
Jembatan ini masih belum sempurna, karena banyak pengendara tidak menyangka jembatan sepanjang 257 meter itu akan muncul di tengah jalan tol dan memperlambat laju kendaraan lebih dari yang seharusnya, sementara pengendara lain di jalur yang berdekatan melakukan hal yang sama hanya untuk melihat Jembatan Astra dan para pekerja di bawahnya. Meski begitu, jembatan bergerak ini dianggap sukses.
Selain mencegah kemacetan dan kemacetan lalu lintas, Jembatan Astra juga melindungi pekerja dari terik matahari dan hujan serta menghilangkan kebutuhan mereka untuk bekerja di malam hari saat lalu lintas jalan raya lebih lengang.
Lima tawaran diterima dari perusahaan konstruksi untuk ruas jalan tol tempat Jembatan Astra digunakan, lebih banyak dari biasanya, karena banyak perusahaan menghindari proyek yang memerlukan pekerjaan malam hari.
Jembatan Astra harus dipasang di jalan yang perlu diaspal, kemudian ditarik dengan kecepatan 0,5 km/jam dari satu ruas jalan ke ruas jalan berikutnya. Meskipun para pekerja hanya dapat mengaspal setengah dari permukaan jalan yang biasanya mereka lakukan jika ruas jalan tersebut ditutup, Kantor Jalan Raya Federal Swiss menganggap bahwa manfaat menggunakan Jembatan Astra lebih besar daripada kerugiannya.***
Teknologi
Aksin Siap Mengawal Kasus ‘Pagar Laut Misterius’ agar tidak Mandeg!

Desakan masyararkat kepada pemerintah untuk mengusut tuntas kasus “pagar laut” semakin deras. Sejumlah anggota DPR RI bahkan mengusulkan pembentukan Pansus (Panitia Khusus) untuk menjamin kasus itu tidak “menguap”.
Desakan yang sama datang dari elemen masyarakat lain. Aksin, SH, pengamat sekaligus praktisi hukum sangat mendukung wacana pembentukan Pansus Pagar Laut. Salah satu pengusul Pansus adalah Slamet, anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS.
“Pansus sangat diperlukan untuk mengungkap fenomena siluman yang menyelimuti skandal pagar laut ini,” ujar pria kelahiran Kebumen, Jawa Tengah, itu.
Ditemui di kantornya, Akisin Law Firm, Menara 165, Jakarta Selatan hari ini (23/1), ia mengaku siap menjadi garda terdepan mengawal kasus ini agar tidak mandeg. “Kita tidak lagi berbicara Kementerian atau DPR melawan mafia pagar laut, melainkan mafia laut melawan rakyat Indonesia. Ini menyangkut kedaulatan negara yang diinjak-injak,” tegasnya.

Aksin menyebut kata “mafia” karena pada hakikatnya, persoalan ini pasti melibatkan banyak pihak. “Bicara arti harfiah, mafia adalah organisasi kriminal terstruktur yang melakukan berbagai kejahatan. Mafia biasanya bergerak secara rahasia dan bertujuan untuk mendapatkan kekayaan. Cocok dengan pelaku skandal pagar laut yang kasusnya sedang marak,” tutur Aksin.
Pelanggaran Berat
Dari kacamata hukum, lawyer Aksin bahkan menyebutkan kasus yang terjadi merupakan pelanggaran hukum kelas berat. UU Pokok Agraria 1960 tegas menyebutkan, bahwa HGB hanya bisa diterbitkan di atas tanah negara atau tanah hak, bukan di perairan laut.
“Undang-Undang juga tegas melarang kepemilikan individu atau perorangan serta badan hukum atas objek sumber daya air. Larangan ini bisa ditemukan pada Pasal 8 dalam UU PA,” tandasnya.
Maka sejatinya laut teritorial merupakan kuasa langsung negara yang tak boleh diprivatisasi. Pemanfaatannya pun harus memperhatikan kepentingan umum dan daya dukung ekosistem lingkungan. Sebagaimana diatur Pasal 15 dalam PP 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah.
Di sisi lain, Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor 17 tahun 2016 sebagai peraturan pelaksana dari UU Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang diubah menjadi UU Nomor 1 Tahun 2014, tak menyebut bahwa hak atas tanah seperti HGB, dapat diterbitkan diatas perairan laut.
Saat ini, Aksin meminta pemerrintah dan para pihak yang kompeten, tidak hanya “omon-omon”. “Rakyat tidak perlu lagi statement lip service. Rakyat butuh aksi nyata penuntasan perkara tersebut secara hukum. “Tim hukum Aksin Law Firm sedang melakukan kajian hukum, mengantisipasi kalau-kalau hukum tumpul melawan mafia pemagar laut,” tandas Aksin.***
Teknologi
Jenderal Purn Dudung Abdurachman: SMSI Itu Ada Dimana-mana! Saya ke daerah Pasti Ada SMSI

Ketua Umum Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Pusat, Firdaus berkunjung ke kantor Ketua Dewan Pembina SMSI Pusat Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman yang kini dipercaya Presiden RI Prabowo Subianto menjabat sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional sekaligus Ketua Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) di Kantor Sekretariat Negara Jalan Cut Mutiya No. 10 Jakarta Pusat, Senin (6/1/2025).
Turut hadir bersama Firdaus, Iwan Sunano Humas SMSI, Hendra dan Nasky Tim IT SMSI Pusat.
Firdaus disambut Dudung Abdurachman yang pada kesempatan tersebut didampingi Asep Sugiharto selaku Deputi Strategis Penasehat Presiden, dan Khalid Zabidin Tim Ahli Penasehat Presiden.
Dalam momen tersebut, Firdaus menyampaikan bahwa SMSI tetap konsisten bergerak tegak lurus dengan peneguhan idiologi pancasila.
Selain itu, Firdaus juga turut melaporkan bahwa dalam waktu dekat, SMSI akan menggelar Lokakarya Nasional sebagai rangkaian dari peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2025 sekaligus SMSI akan melakukan penataan sekretariat dan studio SMSI di jalan veteran.
Menanggapi hal tersebut, selaku Ketua Dewan Pembina SMSI Pusat, Dudung meminta segenap jajaran SMSI tetap solid dan terus bergerak.
“SMSI itu ada dimana-mana. Saya ke daerah pasti ada SMSI,” ucap Dudung Abdurachman.
Disamping itu Dudung berharap agar pembenahan sekretariat SMSI agar segera dirampungkan mengingat fungsinya yang sangat vital bagi organisasi dan pihaknya siap untuk ikut berperan serta.***
Teknologi
Program Cetak 1 Juta Talenta Digital AI, Kemkomdigi- Microsoft Indonesia Luncurkan ElevAIte Indonesia

Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) bersama Microsoft Indonesia meluncurkan program ElevAIte Indonesia, yang bertujuan mencetak satu juta talenta digital di bidang kecerdasan buatan (AI) setiap tahunnya. Program ambisius ini diharapkan dapat membekali generasi muda dengan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri 4.0.
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menyatakan bahwa program ElevAIte Indonesia merupakan langkah strategis untuk mempersiapkan tenaga kerja muda yang kompeten dalam bidang AI.
Menurutnya, keterampilan ini sangat penting untuk menghadapi perkembangan teknologi yang sangat pesat.
“Kita melihat program ini harus mampu membekali generasi muda menjadi tenaga kerja dengan keterampilan AI yang sesuai dengan industri dan masyarakat,” ujar Meutya Hafid saat peluncuran program ini di Kantor Kemkomdigi, Jakarta pada Senin (2/12/2024), dilansir InfoPublik
Dalam acara tersebut, Meutya Hafid juga merujuk pada pernyataan Presiden Prabowo Subianto di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2024 di Peru. Presiden menekankan pentingnya kebijaksanaan dan komunikasi dalam menghadapi kemajuan teknologi, terutama kecerdasan buatan yang memiliki dampak besar baik positif maupun negatif terhadap kehidupan manusia.
“Teknologi memiliki kekuatan untuk kemajuan yang luar biasa, namun juga bisa menghancurkan kehidupan manusia dengan sangat cepat. Oleh karena itu, kolaborasi dan komunikasi menjadi kunci,” tambah Meutya.
Microsoft Indonesia Investasi Rp27,6 Triliun
Sebagai bagian dari kerja sama ini, Microsoft Indonesia mengumumkan komitmennya untuk berinvestasi sebesar USD1,7 miliar (sekitar Rp27,6 triliun) dalam pengembangan teknologi dan pelatihan digital di Indonesia. Ini menjadi angka investasi terbesar dalam sejarah 29 tahun kehadiran Microsoft di Indonesia.
Meutya Hafid menegaskan pentingnya mengawal implementasi investasi tersebut agar dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat Indonesia, khususnya dalam mempersiapkan SDM yang unggul di era digital.
Presiden Microsoft Indonesia, Dharma Simorangkir, menyoroti hasil survei Microsoft pada 2024 yang menunjukkan bahwa 60 persen pemimpin bisnis di Indonesia tidak akan merekrut kandidat tanpa keterampilan AI.
Bahkan, 76% di antaranya lebih memilih kandidat dengan pengalaman sedikit namun handal dalam AI dibandingkan yang tidak memiliki keterampilan AI sama sekali. Hal ini menunjukkan pentingnya kesiapan generasi muda dalam menguasai keterampilan tersebut.
“ElevAIte Indonesia hadir untuk membekali satu juta orang Indonesia dengan keterampilan AI yang dibutuhkan untuk meraih peluang yang diciptakan oleh teknologi kecerdasan buatan,” kata Dharma Simorangkir.
Program ElevAIte Indonesia akan melibatkan berbagai mitra ekosistem, termasuk pemerintah, industri, lembaga pendidikan, serta komunitas-komunitas yang berfokus pada teknologi dan pendidikan.
Program ini bertujuan untuk menghubungkan talenta digital Indonesia dengan berbagai peluang baru yang dapat meningkatkan produktivitas, kreativitas, kualitas pekerjaan, dan inovasi.
“Melalui kerja sama ini, kami berharap bisa membuka lebih banyak peluang bagi talenta Indonesia dalam dunia digital,” pungkas Dharma Simorangkir.
Dengan investasi besar dan kolaborasi yang kuat antara Kemkomdigi dan Microsoft Indonesia, program ElevAIte Indonesia diharapkan dapat mengubah lanskap digital Indonesia. Program ini tidak hanya akan meningkatkan keterampilan AI generasi muda, tetapi juga membuka peluang baru untuk berinovasi dan berkreasi di dunia yang semakin digital.***