Jakarta, CNN Indonesia —
Harga minyak dunia kembali lesu di awal perdagangan Asia pada Kamis (10/8) pagi usai menyentuh level tertinggi baru di sesi sebelumnya.
Pelemahan terjadi di tengah kekhawatiran tentang ekonomi China yang mengimbangi dampak positif dari penurunan tajam stok bahan bakar AS dan pengurangan produksi Arab Saudi dan Rusia.
Dilansir Reuters, harga minyak mentah Brent turun 20 sen, atau 0,2 persen, menjadi US$87,35 per barel pada 00.06 GMT, setelah mencapai level tertinggi sejak 27 Januari di sesi sebelumnya.
Pelemahan juga terjadi pada harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) sebesar 23 sen atau 0,3 persen menjadi US$84,17, setelah mencapai level tertinggi sejak November 2022.
Pada Selasa lalu, data China menunjukkan impor minyak mentah pada Juli turun 18,8 persen dari bulan sebelumnya ke tingkat harian terendah sejak Januari.
Sektor konsumen China juga jatuh ke dalam deflasi dan harga factory-gate memperpanjang penurunan pada Juli, karena ekonomi terbesar kedua di dunia itu berjuang untuk menghidupkan kembali permintaan.
Namun, harga didukung oleh data pemerintah pada Rabu yang menunjukkan bahwa stok bensin AS turun 2,7 juta barel pekan lalu, sementara persediaan sulingan, termasuk solar dan minyak pemanas, turun 1,7 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters.
Harga juga mendapat dukungan dari rencana pengekspor utama Arab Saudi untuk memperpanjang pemotongan produksi sukarela sebesar 1 juta barel per hari untuk satu bulan lagi termasuk September. Rusia juga mengatakan akan memangkas ekspor minyak sebesar 300 ribu barel per hari pada September.
Investor juga menunggu Indeks Harga Konsumen (CPI) AS bulan Juli, yang akan dirilis pada Kamis, yang lajunya diperkirakan menunjukkan sedikit percepatan dari tahun ke tahun.
(sfr)